Monkeys See, Monkeys Do

 


Monkeys see, monkeys do. Children see; children do. But Tabi is not a monkey, so Tabi sees, Tabi interprets, and Tabi does.

Disinilah kita sebagai orang tua mengambil peran untuk memilih pendidikan dan pola asuh yang tepat. Saat ini Tabi sedang berada di masa yang sangat penting dalam perkembangan intelektualnya. Pada masa ini, Tabi mulai belajar tentang dunia di sekitarnya melalui bermain dan eksplorasi. Anak mulai mengembangkan keterampilan berpikir, seperti berpikir kritis, memecahkan masalah, dan komunikasi. Hal ini berlaku sama untuk anak-anak lain di usia yang sama. Pendidikan dan pengasuhan yang tepat dapat membantu mengembangkan intelektual anak di usia tersebut.

Dalam mendidik anak-anak, kami berpegang pada tiga nilai inti, yaitu: being, logic, dan being well. Filosofi pendidikan kami berfokus pada being atau menjadi diri sendiri yang sejati. Kami mendorong anak-anak untuk memahami dan merangkul identitas mereka, menghargai keberagaman, dan mengejar tujuan yang sesuai dengan bakat dan minat mereka. Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung dan inklusif, kami berusaha untuk membantu anak-anak mencapai keseimbangan dalam aspek fisik, intelektual, emosional, dan sosial dalam perjalanan hidup mereka. pentingnya hidup dengan baik sebagai tujuan akhir dari pendidikan.

Sebagai individu yang mandiri, sangat penting bagi anak-anak untuk bisa berpikir kritis dan logis. Filosofi pendidikan kami mencakup pengembangan kemampuan berpikir yang rasional, analitis, dan kreatif. Kami mendorong anak-anak untuk bertanya, menggali, dan mempertanyakan informasi, serta membangun argumen berdasarkan bukti dan logika yang kuat. Dengan demikian, mereka siap menghadapi tantangan dunia yang semakin dinamis dan kompleks, mengambil keputusan yang bijaksana, dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.

Kami berpandangan sangat penting untuk bisa hidup dengan baik dijadikan sebagai tujuan akhir dari pendidikan. Hidup dengan baik tidak hanya berarti kesuksesan materi. Lebih dari itu, cakupannya meliputi: kesejahteraan emosional, kesehatan fisik, kebahagiaan, dan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain dengan penuh empati dan kepedulian. Untuk itu, kami berusaha menyediakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan pribadi dan kesejahteraan anak-anak. Hal ini kami yakini bisa menjadi pendorong mereka untuk berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat lebih luas nantinya.

Nilai pendidikan yang kami yakini mencakup being, logic, dan "living well" akan membantu anak-anak mencapai keselarasan dalam diri mereka, berkembang menjadi individu yang berpikiran terbuka, rasional, dan memiliki peran yang berarti dalam masyarakat. Melalui pendekatan holistik ini, anak-anak diproyeksikan akan siap menghadapi tantangan kehidupan dengan bijaksana, menemukan tujuan hidup mereka, dan hidup dengan baik bagi diri mereka sendiri dan orang lain.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk bisa memahami keselarasan adalah dengan memperkenalkan artistic thinking dan aesthetic thinking kepada mereka. Sebelumnya kita posisikan dulu artistic thinking dan easthetic thinking ini dalam kerangka pendekatan pembelajaran STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, dan Mathematics). Kenapa STEAM? Karena dalam pemahaman kami, STEAM inilah yang paling kompatible dengan nilai-nilai pendidikan yang kami pegang. Terutama nilai kedua, yaitu logic.

Sebagai pendekatan pembelajaran, Art (selanjutnya kita sebut sebagai seni) pada STEAM bukan sebagai pelajaran seni atau kesenian yang kita kenal di sekolah. Seni dalam pendekatan ini lebih kepada bagaimana memanfaatkan konsep-konsep seni dalam pembelajaran, misalnya: menerapkan konsep seni ketika melakukan presentasi, mengelaborasi dalam berpikir kreatif dan inovatif, atau ketika membuat suatu pemodelan. Dengan pendekatan ini, diharapkan dapat menumbuhkan berpikir kritis, kreativitas, imajinasi, komunikasi, dan pemecahan masalah pada anak kita. Dari aspek seni dalam kerangka STEAM inilah kemudian kebutuhan untuk memperkenalkan artistic thinking dan aesthetic thinking pada anak kita muncul.

Sebagai elemen dalam bingkai STEAM, memperkenalkan artistic thinking dan aesthetic thinking ini tentu merujuk pada prinsip-prinsip berikut: interdisipliner, kooperatif, berbasis proyek, dan realistik. Prinsip-prinsip tersebut bertujuan agar anak-anak mendapatkan kompetensi esensial melalui project yang mereka kerjakan dengan konteks yang relevan di kehidupan kesehariannya. Kompetensi esensial tersebut dikenal juga sebagai general capabilities, transversal skills, atau transferable skills. Kompetensi tersebut dapat dipelajari melalui suatu disiplin ilmu, namun tidak melekat pada satu ilmu pengetahuan. Diantara kompetensi yang dimaksud itu, yaitu: artistic thinking dan aesthetic thinking.

Artistic thinking adalah adalah kemampuan untuk berpikir kreatif dan inovatif. Melalui model berpikir ini, anak dapat menggali kreativitasnya. Mereka mendapat kesempatan untuk berekspresi melalui berbagai media. Dalam mengembangkan kreativitasnya, anak tidak ragu untuk berpikir out of the box dan menghasilkan ide-ide baru. Mereka untuk menganalisis dan mengevaluasi karya, sehingga nalar kritisnya terus terasah. Nalar kritis tentu saja akan bermuara pada pemecahan masalah. Artistic thinking membantu anak untuk menemukan solusi kreatif untuk masalah yang dihadapi. Hal ini bisa kita identifikasi Melalui komunikasi. Anak berkomunikasi dengan mengekspresikan diri melalui berbagai media.

Aesthetic thinking adalah kemampuan untuk menghargai keindahan dan nilai estetika. Kedua keterampilan ini penting untuk perkembangan intelektual anak. Model berpikir ini membantu anak mengembangkan pemahaman tentang keindahan dan merangsang daya pikir mereka. Pada akhirnya mereka bisa mengapresiasi, melakukan refleksi, serta menemukan makna akan suatu karya atau peristiwa.

Pengasuhan dengan pendekatan metode STEAM dapat membantu anak mengembangkan artistic thinking dan aesthetic thinking. Keduanya berkolaborasi untuk membentuk dasar imajinasi dan pemahaman dunia. Seperti apa yang dilakukan oleh Tabi yang telah dipaparkan pada tulisan sebelumnya disini

Lalu, apa berikutnya? Yang pasti akan banyak pandangan kami mengenai pendidikan dan pola asuh untuk anak-anak agar mereka MenjadiTangkas

 

Aris Munandar
Founder Matahari Pagi

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.